Yusuf Blog :

Insomnia

Sabtu, 23 Juni 2012


Insomnia merupakan gangguan tidur.
Insomnia terbagi dalam dua katagori, yaitu sleep onset insomnia dan sleep maintenance insomnia. Sleep onset insomnia adalah ketidakmampuan tidur secara  alami. Sleep maintenance insomnia adalah ketidakmampuan untuk tetap tidur dan melanjutkan tidur setelah terbangun di tengah siklus tidur. Seseorang dapat mengalami keduanya, dimana keduanya menyebabkan kekurangan tidur.

Insomnia dapat dikatagorikan lebih lanjut dalam insomnia akut dan kronis. Insomnia akut adalah membatasi diri sendiri, terjadi dalam beberapa minggu atau bulan dan berakhir tanpa pengobatan. Insomnia kronis terjadi paling sedikit selama tiga bulan dan memerlukan pengobatan.  
    
Gejala Insomnia
• Gelisah ketika mencoba tidur
• Tidur sejenak diikuti dengan terjaga
• Tidur normal sampai menjelang pagi  (jam 3 atau 4), kemudian terjaga(sering dengan perasaan takut).
• Periode tidak dapat tidur, bergantian dengan periode tidur berlebihan atau tidur pada waktu yang tidak sesuai.

Penyebab Insomnia
• Depresi
• Kelebihan aktivitas kelenjar thyroid
• Tidur siang
• Ribut (termasuk pasangan yang mendengkur)
• Alergi dan kesulitan bernapas menjelang pagi
• Kondisi jantung atau paru yang menyebabkan sesak napas ketika berbaring
• Gangguan nyeri, seperti fibromyositis atau artrhritis
• Masalah urinary atau gastrointestinal yang terjadi pada malam hari
• Mengkonsumsi stimulan, seperti caffeine
• Penggunaan beberapa obat, seperti dextroamphetamine, cortisone atau dekongestan
• Jam kerja yang berubah-ubah
• Lingkungan atau lokasi baru; jet lag setelah perjalanan; kekurangan latihan fisik
• Alkoholisme; ketergantungan obat, termasuk kelebihan penggunaan obat tidur; withdrawal dari substansi adiktif.

Pencegahan Insomnia
• Tentukan waktu tidur yang teratur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Jangan tetap berada di tempat tidur untuk tidur lagi atau melampau waktu bangun biasanya.
• Hindari menghabiskan waktu terjaga di tempat tidur.
• Hindari makan atau minum terlalu banyak sebelum tidur.
• Ciptakan suasana tidur yang tenang, gelap, sejuk dan nyaman.
• Konsumsi sedikit atau tidak caffeine, terutama menjelang malam.
• Hindari alkohol dan nikotin, terutama menjelang waktu tidur.
• Olahraga, tetapi tidak dalam 3 jam sebelum tidur.
• Hindari tidur siang, terutama pada siang hari atau sore.
• Catat dalam buku harian untuk menentukan kebiasaan dan pola tidur.

Sebaiknya cobalah perawatan di rumah dengan tanpa obat untuk mengatasi gejala insomnia yang anda alami. Jika perawatan tanpa obat tidak berhasil dan gejalanya menetap, berkonsultasilah dengan dokter umum, psikolog atau dokter spesialis syaraf.

Penanganan di Rumah untuk Insomnia
• Aromaterapi. Suatu efek relaksan dapat diberikan oleh minyak chamomile, lavender, neroli, mawar, dan marjoram. Tambahkan beberapa tetes ke dalam air mandi atau percikkan beberapa tetes pada sapu tangan lalu hirup.
• Herbal. Efek akar valerian (Valeriana officinalis) pada tidur telah diteliti pada orang-orang yang mengalami masalah tidur. Beberapa studi menyarankan bahwa valerian membantu dengan onset of sleep dan dengan sleep maintenance. Chamomile adalah herbal lain yang umum digunakan pada pengobatan insomnia. Herbal lain yang membantu mengembalikan keefektifan tidur seperti  ginseng dan balsam lemon.  
• Olahraga secara teratur dapat meningkatkan kualitas tidur.
• Relaksasi dan meditasi. Meningkatkan tekanan otot dan mempengaruhi gangguan tidur. Oleh sebab itu, tidak heran teknik tersebut ditujukan pada relaksasi otot (relaksasi otot progresif dan biofeedback) dan menenangkan pikiran (meditasi) merupakan pengobatan efektif untuk insomnia.

Penggunaan Obat
Obat-obat di bawah ini hanya anda peroleh jika dokter meresepkan obat tersebut untuk mengatasi insomnia anda.
Benzodiazepine bekerja dengan cara mengikat reseptor omega-1 dan omega-2 pada otak, dengan demikian menginduksi tidur. Obat ini dapat melemahkan koordinasi, keseimbangan, atau kewaspadaan. Cimetidine, antifungi azole dan beberapa antibiotic menurunkan kemampuan tubuh untuk mengeliminasi benzodiazepine, meningkatkan risiko toksisitas.
Obat: estazolam, flurazepam, temazepam dan triazolam. 

Sedatif-hipnotik. Walaupun jenis obat ini secara kimia tidak seperti benzodiazepine, namun terikat pada reseptor benzodiazepine yang spesifik pada otak (omega-1) untuk menginduksi tidur. Alkohol, barbiturat, dapat meningkatkan kantuk dan menyebabkan peningkatan risiko toksisitas. Efek samping umumnya mengantuk dan pusing, memungkinkan mengganggu koordinasi, keseimbangan, dan/atau kewaspadaan. Obat ini harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat penyalahgunaan atau ketergantungan obat.
Obat : zolpidem, doxylamine


Artikel Terkait:

Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright INFO PENYAKIT 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.