Insomnia merupakan
gangguan tidur.
Insomnia terbagi
dalam dua katagori, yaitu sleep onset insomnia dan sleep
maintenance insomnia. Sleep onset insomnia adalah ketidakmampuan
tidur secara alami. Sleep maintenance insomnia adalah ketidakmampuan
untuk tetap tidur dan melanjutkan tidur setelah terbangun di tengah siklus
tidur. Seseorang dapat mengalami keduanya, dimana keduanya menyebabkan
kekurangan tidur.
Insomnia dapat
dikatagorikan lebih lanjut dalam insomnia akut dan kronis. Insomnia akut adalah
membatasi diri sendiri, terjadi dalam beberapa minggu atau bulan dan berakhir
tanpa pengobatan. Insomnia kronis terjadi paling sedikit selama tiga bulan dan
memerlukan pengobatan.
Gejala Insomnia
• Gelisah ketika
mencoba tidur
• Tidur sejenak
diikuti dengan terjaga
• Tidur normal
sampai menjelang pagi (jam 3 atau 4), kemudian terjaga(sering dengan
perasaan takut).
• Periode tidak
dapat tidur, bergantian dengan periode tidur berlebihan atau tidur pada waktu
yang tidak sesuai.
Penyebab Insomnia
• Depresi
• Kelebihan
aktivitas kelenjar thyroid
• Tidur siang
• Ribut (termasuk
pasangan yang mendengkur)
• Alergi dan
kesulitan bernapas menjelang pagi
• Kondisi jantung
atau paru yang menyebabkan sesak napas ketika berbaring
• Gangguan nyeri,
seperti fibromyositis atau artrhritis
• Masalah urinary
atau gastrointestinal yang terjadi pada malam hari
• Mengkonsumsi
stimulan, seperti caffeine
• Penggunaan
beberapa obat, seperti dextroamphetamine, cortisone atau dekongestan
• Jam kerja yang
berubah-ubah
• Lingkungan atau
lokasi baru; jet lag setelah perjalanan; kekurangan latihan fisik
• Alkoholisme;
ketergantungan obat, termasuk kelebihan penggunaan obat tidur; withdrawal dari
substansi adiktif.
Pencegahan Insomnia
• Tentukan waktu
tidur yang teratur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Jangan tetap
berada di tempat tidur untuk tidur lagi atau melampau waktu bangun biasanya.
• Hindari
menghabiskan waktu terjaga di tempat tidur.
• Hindari makan atau
minum terlalu banyak sebelum tidur.
• Ciptakan suasana
tidur yang tenang, gelap, sejuk dan nyaman.
• Konsumsi sedikit
atau tidak caffeine, terutama menjelang malam.
• Hindari alkohol
dan nikotin, terutama menjelang waktu tidur.
• Olahraga, tetapi
tidak dalam 3 jam sebelum tidur.
• Hindari tidur
siang, terutama pada siang hari atau sore.
• Catat dalam buku
harian untuk menentukan kebiasaan dan pola tidur.
Sebaiknya cobalah
perawatan di rumah dengan tanpa obat untuk mengatasi gejala insomnia yang anda
alami. Jika perawatan tanpa obat tidak berhasil dan gejalanya menetap,
berkonsultasilah dengan dokter umum, psikolog atau dokter spesialis syaraf.
Penanganan di Rumah untuk Insomnia
• Aromaterapi. Suatu
efek relaksan dapat diberikan oleh minyak chamomile, lavender, neroli, mawar,
dan marjoram. Tambahkan beberapa tetes ke dalam air mandi atau percikkan
beberapa tetes pada sapu tangan lalu hirup.
• Herbal. Efek akar
valerian (Valeriana officinalis) pada tidur telah diteliti pada orang-orang
yang mengalami masalah tidur. Beberapa studi menyarankan bahwa valerian
membantu dengan onset of sleep dan dengan sleep maintenance.
Chamomile adalah herbal lain yang umum digunakan pada pengobatan insomnia.
Herbal lain yang membantu mengembalikan keefektifan tidur seperti ginseng
dan balsam lemon.
• Olahraga secara
teratur dapat meningkatkan kualitas tidur.
• Relaksasi dan
meditasi. Meningkatkan tekanan otot dan mempengaruhi gangguan tidur. Oleh sebab
itu, tidak heran teknik tersebut ditujukan pada relaksasi otot (relaksasi otot
progresif dan biofeedback) dan menenangkan pikiran (meditasi) merupakan
pengobatan efektif untuk insomnia.
Penggunaan Obat
Obat-obat di bawah
ini hanya anda peroleh jika dokter meresepkan obat tersebut untuk mengatasi
insomnia anda.
• Benzodiazepine bekerja
dengan cara mengikat reseptor omega-1 dan omega-2 pada otak, dengan demikian
menginduksi tidur. Obat ini dapat melemahkan koordinasi, keseimbangan, atau
kewaspadaan. Cimetidine, antifungi azole dan beberapa antibiotic menurunkan
kemampuan tubuh untuk mengeliminasi benzodiazepine, meningkatkan risiko
toksisitas.
Obat: estazolam,
flurazepam, temazepam dan triazolam.
• Sedatif-hipnotik. Walaupun
jenis obat ini secara kimia tidak seperti benzodiazepine, namun terikat pada
reseptor benzodiazepine yang spesifik pada otak (omega-1) untuk menginduksi
tidur. Alkohol, barbiturat, dapat meningkatkan kantuk dan menyebabkan
peningkatan risiko toksisitas. Efek samping umumnya mengantuk dan pusing,
memungkinkan mengganggu koordinasi, keseimbangan, dan/atau kewaspadaan. Obat
ini harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat penyalahgunaan
atau ketergantungan obat.
Obat : zolpidem, doxylamine
0 komentar:
Posting Komentar