Yusuf Blog :

Nyeri

Sabtu, 23 Juni 2012


Nyeri merupakan akibat rangkaian fisiologis dari kejadian elektrik dan kimiawi yang terjadi di dalam tubuh.

Reseptor nyeri merupakan ujung saraf terbuka yang terdistribusi luas di seluruh tubuh pada kulit dan membran mukosa. Ketika reseptor nyeri dipicu oleh rangsangan mekanik, kimia atau termal, sinyal nyeri dikirim melalui saraf menuju spinalis cordata lalu menuju ke otak.

Nyeri akut merupakan nyeri jangka pendek atau nyeri dengan penyebab yang mudah diketahui. Nyeri akut merupakan peringatan tubuh terhadap kerusakan yang terjadi pada jaringan atau adanya penyakit.

Nyeri kronis merupakan nyeri yang berlangsung selama 6 bulan atau lebih. Nyeri kronis atau intermiten ini sering tidak diketahui penyebab biologisnya, dan tidak membantu tubuh untuk mencegah terjadinya cedera.

Pencegahan
  • Makan makanan yang bernutrisi dan rendah lemak.
  • Jaga postur tubuh.
  • Lakukan kebiasaan tidur yang baik
  • Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan tonus, kekuatan, dan fleksibilitas otot. Olah raga dapat melepaskan endorfin, senyawa alami pada tubuh yang dapat meredakan nyeri.
  • Lakukan pemanasan sebelum olah raga, dan lakukan pendinginan setelahnya.


Pengobatan di rumah
  • Terapi dan rehabilitasi fisik. Panas, dingin, olah raga, pijat dapat membantu mengontrol rasa nyeri dan mempercepat proses penyambuhan.
  • Hipnosis juga dapat menjadi tambahan dalam pengobatan nyeri. Hipnosis dapat meredakan nyeri dengan bekerja pada senyawa pada sistem saraf dan memperlambat impuls.
  • Terapi kognitif melibatkan kemampuan dan metode relaksasi untuk mengatasi nyeri. Hal ini dilakukan pada nyeri pasca operasi, nyeri kanker, dan nyeri melahirkan.
  • Akupunktur melibatkan penggunaan jarum pada titik tertentu pada tubuh. Akupunktur menghasilkan efek yang bekerja pada sistem saraf, membantu aktivitas senyawa penghilang nyeri seperti endorfin dan sel-sel sistem imun pada tempat tertentu pada tubuh.


Penggunaan Obat
Analgesik merupakan anti nyeri yang sering digunakan untuk mengatasi keluhan nyeri. Obat analgesik digolongkan menjadi 3 :

1.  Analgesik non-opioid
Paracetamol meredakan nyeri dengan meningkatkan ambang nyeri, sehingga dibutuhkan rasa nyeri yang lebih besar agar nyeri dapat terasa oleh seseorang. Paracetamol digunakan untuk meredakan sakit dan nyeri yang berhubungan dengan berbagai kondisi. Dapat digunakan pada artritis ringan namun tidak meiliki efek terhadap inflamasi, kemerahan dan bengkak dari sendi tersebut. Paracetamol dapat digunakan pada berbagai tignkat kehamilan, dan ketika digunakan dengan semestinya jarang menimbulkan efek samping. Efek paling serius dari paracetamol adalah kerusakan hati karena penggunaan dosis yang terlalu besar, penggunaan kronis atau penggunaan bersama alkohol atau obat lain yang juga menyebabkan kerusakan hati.
AINS digunakan untuk menangani inflamasi, nyeri ringan hingga menengah, dan demam. Penggunaan khusus termasuk penanganan sakit kepala, artritis, cedera olah raga, dan kram menstruasi. AINS menghambat enzim siklooksigenase dan mengurangi prostaglandin pada tubuh, menurunkan inflamasi, nyeri, dan demam. Karena prostaglandin juga bekerja melindungi lapisan lambung dan membantu pembekuan darah dan platelet, AINS dapat manyebabkan tukak pada lambung dan menyebabkan perdarahan. Masing-masing AINS dapat berbeda kecenderungannya dalam menyebabkan tukak dan perdarahan. Pasien yang menggunakan obat-obat yang menurunkan kemampuan darah untuk membeku sebaiknya menghindari penggunaan dalam jangka lama dari AINS. AINS jangan diberikan bersama dengan antihipertensi karena dapat meningkatkan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi.
Obat: Aceclofenac, acemetacin, aspirin/asam asetilsalisilat, diclofenac cholestyramine, dicloefnac potassium, diclofenac sodium, ibuprofen, indomethacin, ketoprofen, ketorolac, leflunomide, asam mefenamat, meloxicam, naproxen, piroxicam, proglumetacin, tenoxicam.

2.  Opioid
Senyawa opioid kadang-kadang disebut dengan “narkotika”, termasuk senyawa alami seperti morfin, dan senyawa semisintetik dan sintetik lainnya. Senyawa-senyawa tersebut meredakan nyeri dengan berikatan pada reseptor opioid pada sistem saraf. Opioid memiliki banyak efek samping. Pasien yang menggunakan opioid untuk nyeri akut umumnya menjadi mengantuk. Opioid juga menyebabkan kebingungan, konstipasi, dan retensi urin, terutama pada pasien usia lanjut.
Obat: butophanol, fentanyl, morphine sulfate, nalbuphine, tramadol.

3.  Relaksan otot skeletal
Golongan obat ini digunakan untuk menangani kondisi kekejangan dan nyeri atau spasme dari kondisi muskuloskeletal perifer seperti fibromialgia, tekanan, sakit kepala, sindrom nyeri otot wajah, nyeri punggung bawah mekanik atau nyeri leher.
Obat: baclofen, carisoprodol, eperisone, orphenadrine, tizanidine.

Pengobatan koanalgesik merupakan obat-obat yang fungsi utamanya bukan untuk meredakan nyeri, namun dapat membantu menghasilkan analgesia untuk beberapa kondisi nyeri. Adjuvan analgesik yang paling umum digunakan adalah antidepresan, antikonvulsan, serta anestesi oral dan lokal topikal.
  • Antidepresan berpotensi meredakan nyeri pada individu yang tidak mengalami depresi.
  • Antikonvulsan dapat digunakan untuk meredakan nyeri neuropatik. Contoh obat: gabapentin.
  • Anestesi lokal lebih umum diletakkan langsung atau di dekat area yang sakit untuk membantu mengurangi rasa nyeri. Contoh obat: bupivacaine, lidocaine, prilocaine, propacaine, ropivacaine.


Anda mengalami gejala nyeri ? Cobalah Pengobatan di rumah dan obat-obat yang dijual bebas. Jika gejala menetap selama 3 hari, temui dokter umum/dokter keluarga anda, ortopedis, atau neurologis.


Artikel Terkait:

Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright INFO PENYAKIT 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.