Kolesteatoma adalah
suatu kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel (keratin). Istilah
kolesteatoma mulai diperkenalkan oleh Johanes Muller pada tahun 1838 karena
disangka tumor yang ternyata bukan. Seluruh epitel kulit (keratinizing
stratified squamous epithelium) pada tubuh kita berada pada lokasi yang
terbuka/ terpapar ke dunia luar. Epitel kulit di liang telinga merupakan suatu
daerah cul-de-sac sehingga apabila terdapat serumen padat di liang telinga
dalam waktu yang lama, maka dari epitel kulit yang berada medial dari serumen
tersebut seakan terperangkap sehingga membentuk kolesteatoma.
Kolesteatoma diawali
dengan penumpukan deskuamasi epidermis di liang telinga, sehingga membentuk
gumpalan dan menimbulkan rasa penuh serta kurang dengar. Bila tidak
ditanggulangi dengan baik akan terjadi erosi kulit dan bagian tulang liang
telinga. Hal yang terakhir ini disebut sebagai kolesteatoma eksterna.
Kolesteatoma eksterna disusun atas epitel gepeng & debris tumpukan
pengelupasan keratin, sehingga akan lembab karena menyerap air sehingga
mengundang infeksi. Kolesteatoma mengerosi tulang yang terkena baik akibat efek
penekanan oleh penumpukan debris keratin maupun akibat aktifitas mediasi enzim
osteoklas. Etiologinya belum diketahui, sering terjadi pada pasien dengan
kelainan paru kronik, seperti bronkiektasis, juga pada pasien sinusitis. Namun
kejadian kolesteatoma sangat jarang terjadi.
Kolesteatoma
merupakan media yang baik untuk tempat tumbuhnya kuman, yang paling sering
adalah Pseudomonas aeruginosa. Pembesaran kolesteatom menjadi lebih cepat
apabila sudah disertai infeksi, kolesteatom ini akan menekan dan mendesak organ
disekitarnya serta menimbulkan nekrosis terhadap tulang. Terjadinya proses
nekrosis diperhebat oleh karena adanya pembentukan reaksi asam oleh pembusukan
bakteri.
Kolesteatoma pada
liang telinga biasanya unilateral. Pasien mengeluhkan nyeri tumpul sampai nyeri
hebat akibat peradangan setempat dan otorea intermitten akibat erosi tulang dan
infeksi sekunder. Kolesteatoma diduga sebagai akibat migrasi epitel yang salah
& periostitis sirkumskripta. Erosi bagian tulang liang telinga dapat sangat
progresif memasuki rongga mastoid dan kavum timpani.
Penyakit ini dapat
dikontrol dengan melakukan pembersihan liang telinga secara periodic misalnya
tiap tiga bulan. Pemberian obat tetes telinga dari campuran alcohol atau
gliserin dalam perioksida 3%, tiga kali seminggu sering kali dapat menolong.
Pada pasien yang telah mengalami erosi tulang liang telinga, seringkali
diperlukan tindakan bedah dengan melakukan tandur jaringan ke bawah kulit untuk
menghilangkan gaung di dinding liang telinga. Yang penting ialah membuat agar
liang telinga berbentuk seperti corong, sehingga pembersihan liang telinga
secara spontan lebih terjamin.
DAFTAR PUSTAKA
Sosialisman.
Herman., 2006. Keratosis Obliterans Dan Kolesteatoma Eksterna. Dalam: Buku
Ajar Ilmu Kesehatan THT edisi kelima hal. 47-48. Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Djaafar, ZA. 2006. Kolesteatoma. Dalam:
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT edisi kelima hal.55-56. Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
http://www.marshfieldclinic.org/proxy/MC-cattails_2006_sepoct_cyst.1.jpg.
0 komentar:
Posting Komentar