Penyakit jantung
kini kembali ngetrend di semua
kalangan, tidak peduli latar belakang dan kondisi perekonomian. Ada orang kaya,
pejabat tinggi, karyawan, polisi, dan sebagainya hingga kalangan menengah ke
bawah pun bisa dihinggapi penyakit jantung dan pembuluh darah. Pokoknya semua
yang merasa mempunyai jantung sebagai alat untuk memompa darah ke seluruh
tubuh, punya potensi terkena penyakit jantung. Masalahnya adalah, bagaimana
kita mendeteksi gejala-gejala adanya gangguan jantung sejak dini, karena jika
kita bisa mengetahui gejalanya sejak awal, tentu penanganan sekaligus
pencegahan bisa dilakukan lebih dini, dan tentu saja cost yang
dikeluarkan pun akan lebih ringan. Beberapa gejala mungkin sempat saya
utarakan di blog ini, namun seiring semakin banyaknya orang yang terkena
serangan jantung dengan keluhan awal yang beragam, termasuk beberapa pasien
saya, maka ada baiknya saya sharingkan kembali beberapa gejala yang bisa jadi
-walaupun tidak selalu- merupakan beberapa gejala adanya gangguan pada jantung,
di antaranya:
- Nyeri, jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebutiskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Seperti yang pernah saya sampaikan pada posting yang lalu, angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada di diremas-remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup, jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. beberapa orang yang mengelami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu keadaan yang disebutsilent ischemia). Jika darah yang mengalir ke otot yang lainnya (terutama otot betis) terlalu sedikit, biasanya penderita akan merasakan nyeri otot yang menyesakkan dan melelahkan selama melakukan aktivitas (klaudikasio).
- Sesak nafas, gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung, merupakan akibat masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti pulmoner atauedema pulmoner). Pada stadium awal dari gagal jantung, penderita merasakan sesak nafas hanya selama melakukan aktivitas fisik. Sejalan dengan memburuknya penyakit, sesak akan terjadi ketika melakukan aktivitas yang ringan, bahkan ketika penderita sedang beristirahat (tidak melakukan aktivitas). Sebagian besar penderita merasakan sesak nafas ketika sedang berada dalam posisi berbaring karena cairan mengalir ke jaringan paru-paru. Jika duduk, gaya gravitasi menyebabkan cairan terkumpul di dasar paru-paru dan sesak akan berkurang. Sesak nafas pada malam hari (nocturnal dispneu) adalah sesak yang terjadi pada saat penderita berbaring di malam hari dan akan hilang jika penderita duduk tegak. Sesak nafas tidak hanya terjadi pada penyakit jantung, sesak nafas bisa juga dialami pada penderita penyakit paru-paru, penyakit otot-otot pernafasan atau penyakit sistem saraf yang berperan dalam proses pernafasan.
- Kelelahan atau kepenatan, yaitu jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan. (“Maklum lah sudah tua…,” katanya).
- Palpitasi (jantung berdebar-debar), biasanya seseorang tidak memperhatikan denyut jantungnya, tetapi pada keadaan tertentu (misalnya jika seseorang yang sehat melakukan olah raga berat atau mengalami hal yang dramatis), dia bisa merasakan denyut jantungnya. Jantungnya berdenyut dengan sangat kuat atau sangat cepat atau tidak tratur. Dokter bisa memperkuat gejala ini dengan meraba denyut nadi dan mendengarkan denyut jantung melalui stetoskop. Palpitasi yang timbul bersamaan dengan gejala lainnya (sesak nafas, nyeri, kelelahan, kepenatan, atau pingsan) kemungkinan merupakan akibat dari irama jantung ayang abnormal atau penyakit jantung yang serius.
- Pusing dan pingsan, karena penurunan aliran darah, denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan. Gejala ini bisa juga disebabkan oleh penyakit otak atau saraf tulang belakang, atau bisa tanpa penyebab yang serius. Emosi yang kuat atau nyeri (yang mengaktifkan sebagian dari sistem saraf), juga bisa menyebabkan pingsan.
Demikian beberapa
gejala yang bisa jadi merupakan gejala adanya gangguan pada jantung. Untuk
menghindari keluhan yang berlanjut dari gejala tersebut, sebaiknya Anda segera
memeriksakan diri ke dokter terdekat, jika diperlukan dilakukan tindakan
pemeriksaan berkaitan dengan jantung seperti rekam irama jantung dengan EKG(Elektrokardiografi).
Selanjutnya Anda dapat melakukan terapi-terapi yang bersifat pencegahan
yang dianjurkan dokter, seperti sedapat mungkin segera berhenti merokok,
mengurangi konsumsi junk-food atau makanan dengan kolesterol tinggi,
perbanyak olahraga, perbanyak minum air putih, dan mengonsumsi nutrisi yang
baik untuk jantung dan pembuluh darah (sangat direkomendasikan menggunakan
nutrisi yang alami agar baik juga untuk hati dan ginjal).
0 komentar:
Posting Komentar